Blauk

Capung biasanya bertelur di sawah, dan menetas dalam beberapa hari. Anak atau larva capung ini dikenal dengan Blauk di desaku. Waktu kecil,  Nenek sering mengajakku menangkap Blauk di persawahan seberang Lambuk. Alat penangkapnya adalah Cekot, atau serok kecil bertangkai panjang.

Blauk biasanya diam di cerok kecil yang masih tergenang air saat sawah dikeringkan. Kami menangkapnya sambil berdiri di pematang. Atau kalau habis panen, kami bisa turun ke sawah, lalu mengambil blauk dengan dua tangan yang disatukan. Untuk waktu penangkapan selama satu jaman, kami biasanya mendapat cukup Blauk untuk makan sore berdua. Rasanya sedikit lebih enak dari capung panggang atau pepes daun kunyit.

Sama seperti ikan dan udang di sungai, kini sangat sulit menemukan Blauk di desaku. Mereka hampir punah ditelan derasnya penggunaan pestisida yang aku rasa berlebihan. Aku rindu Blauk-Blauk datang lagiā€¦.

Author: I Wayan Suada

A simple, unique, and independent person. I like reading to know more about the world, and I like writing to share my vision about life.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *